Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat pada era globalisasi, telah menyebabkan ketergantungan terhadap
fungsi dan peran dirgantara semakin tinggi. Semua negara sudah merasakan dampak
dari globalisasi tersebut. Globalisasi telah menyebar keseluruh dunia dengan
hasil teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia dan
menimbulkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan hubungan antar bangsa
ini yang lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, serta hubungan
kerja sama yang terus meningkat terasa kurang seimbang.
Indonesia tentunya tidak dapat melepaskan diri
dari globalisasi ini, bahkan harus dapat berperan untuk mengamankan kepentingan
nasional. Peran tersebut antara lain akan diwujudkan melalui upaya pembangunan
kedirgantaraan. Pembangunan kedirgantaraan ditujukan pada perjuangan memperoleh
pengakuan internasional atas hak penggunaan wilayah dirgantara nasional dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan produk dan jasa
kedirgantaraan.
Dalam pemanfaatan keunggulan komparatif yang
dimiliki Indonesia aplikasi teknologi dirgantara memainkan peran yang sangat
besar. Menyadari kebutuhan aplikasi teknologi dirgantara tersebut, Indonesia
telah cukup lama menggunakan dan memanfaatkannya bagi pembangunan bangsa
seperti transportasi udara, telekomunikasi, penginderaan jauh, observasi bumi
dan lingkungan, navigasi, dan geodesi. Adanya transportasi udara antar wilayah
di Indonesia telah memudahkan hubungan antar penduduk dan memacu kegiatan
ekonomi antar wilayah dengan cepat. Bahkan menyadari akan kebutuhan akan modal
transportasi udara yang begitu efektif dan cepat menjangkau daerah-daerah,
Indonesia pun telah mendirikan industri pesawat terbang yang menjadi salah satu
kebanggaan nasional. Selain itu sebagai negara berkembang pertama di dunia yang
menggunakan satelit komunikasi domestik, aplikasi teknologi tersebut memberikan
manfaat yang sangat besar pada komunikasi antar wilayah Indonesia, penyebarluasan
informasi, peningkatan kegiatan ekonomi dan menjadi perekat wilayah Indonesia.
Dengan adanya otonomi daerah saat ini maka diharapkan penggunaan telekomunikasi
di daerah terpencil pun akan semakin meningkat.
Di samping itu, aplikasi teknologi navigasi
satelit memberikan manfaat sistem pemanduan berbagai modus transportasi,
akurasi posisi dan penentuan ketinggian wilayah. Aplikasi teknologi
penginderaan jauh memberikan berbagai informasi vital terkait dengan pertanian,
kehutanan, tata ruang, manajemen lahan, pemetaan laut, perikanan, pengamatan
lingkungan, pendugaan mineral dan manajemen banjir serta bencana alam. Analisis
yang dilakukan berdasarkan pada Integrasi data-data vital yang diperoleh dari
antariksa dan data sosio-ekonomi menghasilkan strategi yang sangat penting bagi
pengelolaan sumber daya alam, khususnya pada pengelolaan program ketahanan
pangan dan penyediaan energi. Pada program ketahanan pangan data-data yang
diperoleh tersebut bermanfaat pada pendugaan iklim dan cuaca, pendugaan luas panen,
penentuan areal lahan pertanian, dan penentuan lokasi pencarian ikan.
Dalam upaya pencarian sumber-sumber baru energi
dan mineral, teknologi dirgantara merupakan satu di antara berbagai teknologi
yang digunakan. Penggunaan teknologi dirgantara yang paling sederhana yaitu
pemotretan permukaan bumi dari udara dan yang mutakhir yaitu altimetri satelit
dan interferometri sistem penentu posisi global (GPS) dapat digunakan untuk
menentukan posisi dari pasukan serta mencari sumber-sumber baru energi dan mineral.
Di samping itu, pencitraan permukaan bumi dengan berbagai teknologi
penginderaan jauh menggunakan satelit merupakan peningkatan dari pemotretan
udara yang sering terganggu oleh oleh awan. Hasil analisis citra tersebut
digunakan untuk melakukan pemutahiran peta geologi atau keperluan penelitian
untuk menemukan sumber-sumber baru energi dan mineral dan aspek-aspek
lingkungan. Analisis pergerakan sesar-sesar aktif dengan menggunakan metoda
interferometri satelit GPS juga dapat digunakan untuk meminimalisasi dampak
seandainya terjadi gempa.
Berkaitan dengan posisi geografis, geostrategis
dan geopolitis yang dimiliki oleh Indonesia maka kebutuhan akan perlindungan
dan mempertahankan kepentingan terhadap bumi, laut dan ruang udara di atas
Indonesia dalam lingkungan strategik global yang sangat dinamis mutlak
dilakukan. Adanya Infiltrasi satelit asing terhadap pemantauan wilayah serta
sumberdaya alam di Indonesia dan pencurian ikan senilai ratusan milyar rupiah
per tahun oleh kapal-kapal asing karena kurangnya pemantauan adalah salah satu
masalah penting yang harus dihadapi. Disamping itu, masalah air blank spot area
di kawasan timur Indonesia yang menyebabkan mudah masuknya pesawat-pesawat
asing ke dalam wilayah Indonesia, masalah di wilayah perbatasan dan potensi
masalah hankam nasional lainnya tefah memberikan gambaran betapa pentingnya
kebutuhan akan teknologi dirgantara. Oleh karena itu, aplikasi teknologi
dirgantara seperti aplikasi satelit sebagai alat pemantauan baik terhadap
kapal-kapal asing maupun terhadap wilayah perbatasan, pengembangan teknologi
peroketan sebagai wahana peluncur satelit maupun untuk pengumpulan data cuaca,
pengembangan iptek untuk optimalisasi manajemen sistem kedirgantaraan,
pengembangan teknologi pesawat terbang berawak maupun tidak berawak baik
amphibi maupun non amphibi bagi keperluan transportasi antar pulau (terutama
wilayah perbatasan dan tempat terpencil), keperluan pertahanan, dan penggunaan
teknologi radar sebagai peringatan dini harus mendapatkan perhatian dan
prioritas utama.
Dalam penguasaan teknologi dirgantara tersebut
perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
Pembinaan dan peningkatan Sumberdaya Manusia
(SDM);
Penyediaan/pemanfaatan fasilitas penunjang
penguasaan teknologi dirgantara yang diperlukan (laboratorium, sistem
pendidikan, fasilitas produksi dan perawatan, navigasi, komunikasi, testing
area dll.);
Koordinasi dan komunikasi antar stakeholder yang
efektif dan efisien;
Sumber dana (BUMN, swasta, kemitraan BUMN dan
swasta)